2 Misteri Tersembunyi di Stupa Induk Candi Borobudur yang Bikin Ahli Berdebat
Candi Borobudur didirikan pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi oleh penguasa dari Dinasti Syailendra. Candi ini merupakan tempat ibadah penganut Buddha aliran Mahayana. Struktur candi menggunakan batuan andesit yang disusun dalam bentuk mandala dan arsitektur punden berundak.
Bangunan candi terdiri dari sembilan teras berundak dengan relief, arca, dan stupa yang mengelilingi stupa induk di puncaknya. Stupa utama ini merupakan simbol pencapaian tertinggi dalam ajaran Buddha dan menjadi pusat perhatian dalam desain keseluruhan candi.
Stupa utama atau stupa induk terletak di bagian Arupadhatu. Dengan tinggi 7 meter dan garis tengah 9,90 meter, stupa ini memiliki bentuk lonceng yang polos tanpa lubang. Di dalam stupa induk terdapat rongga kosong yang dipercaya melambangkan kesunyian dan kebijaksanaan tertinggi.
Makna filosofi stupa kosong ini mencerminkan ajaran Buddha tentang pelepasan dari segala hasrat, keinginan, dan keterikatan duniawi. Namun, stupa induk juga menyimpan sejumlah misteri, termasuk keberadaan chattra dan arca Unfinished Buddha yang masih menjadi perdebatan hingga saat ini.
1. Polemik Chattra di Puncak Stupa Induk
Chattra, atau payung stupa, menjadi salah satu elemen yang menimbulkan diskusi panjang. Bagian ini awalnya dipasang berdasarkan hasil rekonstruksi Theodore van Erp pada 1931, namun kemudian diturunkan karena kurangnya bukti otentik bahwa chattra pernah ada di puncak stupa induk.
Fragmen chattra yang ditemukan dan hasil rekonstruksi telah melalui beberapa kajian ulang, termasuk oleh Balai Konservasi Borobudur sejak 1995. Pada 2018, wacana pemasangan kembali chattra sempat mengemuka, namun tertunda hingga 2024 akibat perlunya studi lebih lanjut tentang otentisitas dan dampaknya terhadap struktur candi.
Hasil kajian tim ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan bahwa pemasangan chattra membutuhkan pendekatan yang hati-hati. Keputusan ini sejalan dengan rekomendasi Rapat Koordinasi Tingkat Menteri terkait pelestarian Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia.
2. Misteri Arca Unfinished Buddha
Misteri lain yang menarik perhatian adalah keberadaan arca Unfinished Buddha. Arca ini ditemukan di bawah pohon kenari di halaman candi dan dianggap belum selesai. Sikap tangan arca menunjukkan Bhumisparsamudra, yang melambangkan Buddha Aksobhya.
Dalam laporan masa lalu, termasuk oleh Cornelius yang bertugas atas perintah Jenderal Raffles pada 1814, disebutkan bahwa rongga dalam stupa induk ditemukan kosong. Namun, pada masa rekonstruksi oleh van Erp, arca Unfinished Buddha ditemukan di dalam stupa induk.
Sayangnya, van Erp tidak berhasil mengembalikan arca tersebut ke tempatnya semula karena ada penolakan dari pihak berwenang. Salah satu alasan utama adalah keraguan bahwa arca itu benar-benar berasal dari stupa induk. Bentuknya dinilai lebih menyerupai arca yang tidak digunakan dalam struktur utama candi.
Pada periode restorasi selanjutnya, pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak mengembalikan arca tersebut ke stupa induk. Pembongkaran dinding stupa untuk menempatkan kembali arca dianggap berisiko dan bertentangan dengan tujuan utama pelestarian candi.
Meski demikian, perdebatan mengenai asal-usul arca Unfinished Buddha tetap berlanjut hingga sekarang. Pertanyaan tentang apakah arca tersebut benar-benar bagian dari stupa induk masih menjadi bahan penelitian dan diskusi para ahli.
Kesimpulan
Candi Borobudur bukan hanya menjadi monumen keagamaan dan budaya, tetapi juga menyimpan berbagai misteri yang belum sepenuhnya terpecahkan. Dari polemik pemasangan chattra hingga keberadaan arca Unfinished Buddha, candi ini terus menjadi pusat perhatian para ahli sejarah dan arkeologi.
Melalui penelitian yang berkelanjutan, diharapkan berbagai teka-teki ini dapat terungkap tanpa mengganggu keaslian dan keberlanjutan candi sebagai salah satu warisan budaya dunia.