Biocrusts: Kunci Keawetan Tembok Besar China yang Tahan Lama
JAKARTA – Tembok Besar China, salah satu keajaiban dunia yang telah berdiri kokoh selama ribuan tahun, ternyata memiliki pelindung alami yang tak terduga. Penemuan terbaru menunjukkan bahwa tanaman biocrusts, yang terdiri dari organisme seperti lumut, lichen, dan bakteri, berperan penting dalam menjaga keutuhan tembok bersejarah ini dari kerusakan akibat cuaca ekstrem dan faktor usia.
Sebelum temuan ini, banyak yang beranggapan bahwa tanaman yang tumbuh di struktur bangunan kuno justru dapat merusak, dengan akar yang dapat merembes masuk ke dalam struktur dan menyebabkan kerusakan. Namun, biocrusts justru memberikan lapisan pelindung yang sangat dibutuhkan tembok besar China.
Biocrusts, yang dapat ditemukan di berbagai belahan dunia, berfungsi sebagai “kulit hidup” yang melapisi permukaan tanah dan batu. Organisme-organisme yang membentuk biocrusts ini mampu bertahan di kondisi keras, seperti angin kencang dan hujan lebat, yang biasa mengancam tembok besar. Tanaman ini melapisi tembok dengan cara yang tidak merusak karena sistem akar mereka yang non-invasif. Sebaliknya, mereka justru membantu menjaga kestabilan struktur dengan menahan erosi dan kelembapan yang berlebihan.
Menurut laporan yang dipublikasikan dalam Science Advances, tim ilmuwan yang dipimpin oleh Bo Xiao dari Universitas Pertanian Tiongkok, melakukan penelitian mendalam tentang bagaimana biocrusts dapat memperkuat dan melindungi tembok besar China. Studi tersebut mengungkapkan bahwa biocrusts, khususnya lumut dan cyanobacteria, melapisi lebih dari dua pertiga bagian tembok yang diteliti, memberikan perlindungan tambahan pada bagian yang terbuat dari tanah yang lebih rentan terhadap erosi.
Penelitian ini mengungkap fakta menarik: bagian tembok yang tertutup biocrusts menunjukkan kekuatan dan stabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan bagian lain yang tidak terlindungi. Lapisan biocrusts membantu mengurangi porositas permukaan dan meningkatkan ketahanan tembok terhadap elemen alami. Hal ini menjadikan biocrusts sebagai solusi alami yang tak terduga untuk melestarikan struktur bersejarah yang sudah berusia ribuan tahun ini.
Salah satu aspek unik dari biocrusts adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan kondisi iklim kering, seperti yang ditemukan di utara China. Tanaman ini tumbuh subur di tanah yang kurang subur dan kerap kali dilanda kekeringan, menjadikannya sangat sesuai untuk melindungi Tembok Besar yang membentang lebih dari 21.000 kilometer tersebut.
Namun, meskipun biocrusts telah membuktikan peran pentingnya dalam pelestarian warisan dunia ini, mereka kini terancam oleh perubahan iklim dan perubahan penggunaan lahan. Faktor-faktor ini dapat mengurangi kemampuan biocrusts dalam melindungi tembok besar dari kerusakan lebih lanjut. Oleh karena itu, ilmuwan tengah melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan cara-cara untuk membudidayakan dan melestarikan biocrusts.
Dengan penemuan ini, pandangan terhadap pertumbuhan tanaman pada bangunan bersejarah mulai berubah. Apa yang dulunya dianggap sebagai ancaman, kini terbukti sebagai pelindung yang vital bagi keabadian situs-situs warisan budaya, bukan hanya Tembok Besar China, tetapi juga mungkin bagi situs bersejarah lainnya di seluruh dunia.