BRIN Temukan 958 Titik Baru Lanskap Arkeologi Di Kawasan Gunung Penanggungan
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan penemuan 958 titik baru yang diperkirakan merupakan bagian dari lanskap arkeologi yang tersebar di kawasan Gunung Penanggungan, Jawa Timur. Temuan ini menjadi salah satu pencapaian penting dalam penelitian arkeologi di Indonesia, yang dipimpin oleh tim riset dari BRIN selama beberapa tahun terakhir. Gunung Penanggungan sendiri dikenal sebagai situs budaya yang sarat dengan nilai sejarah, mengingat kawasan ini telah lama menjadi pusat kegiatan religius dan budaya sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha.
Penemuan 958 titik baru ini diduga berkaitan erat dengan keberadaan kerajaan-kerajaan kuno di Jawa Timur, terutama Kerajaan Majapahit. Banyak di antara titik yang ditemukan berupa bangunan batu, arca, dan struktur yang diperkirakan digunakan untuk kegiatan keagamaan atau ritual. Penelitian ini juga mengungkapkan pola distribusi situs-situs arkeologi yang lebih luas di sekitar Gunung Penanggungan, yang mungkin terkait dengan pusat-pusat kekuasaan masa lalu. “Penemuan ini sangat penting untuk memahami lebih dalam perkembangan sejarah dan kebudayaan di Jawa Timur pada abad-abad lalu,” ujar Kepala Pusat Arkeologi BRIN, Dr. Rina Widiarti.
Dalam penggalian dan penelitian ini, tim BRIN menggunakan teknologi terkini, termasuk pemetaan dengan metode LIDAR (Light Detection and Ranging) dan survei geospasial untuk memetakan situs-situs yang sulit dijangkau secara fisik. Metode ini memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi yang sebelumnya tidak terlihat atau tersembunyi oleh vegetasi lebat di kawasan Gunung Penanggungan. “Dengan teknologi ini, kami bisa menemukan lebih banyak situs yang sebelumnya tidak terdeteksi oleh metode tradisional,” tambah Dr. Rina.
Penemuan ini menambah panjang daftar situs arkeologi di Indonesia yang berpotensi menjadi warisan budaya dunia. BRIN berencana untuk melakukan konservasi dan perlindungan lebih lanjut terhadap situs-situs yang ditemukan, mengingat pentingnya nilai sejarah yang dimiliki oleh kawasan tersebut. “Kawasan Gunung Penanggungan memiliki potensi besar untuk menjadi pusat penelitian dan wisata edukasi. Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menjaga kelestariannya,” jelas Dr. Rina.
Selain sebagai kawasan penelitian, situs-situs arkeologi di Gunung Penanggungan diharapkan dapat menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik. Penemuan ini juga berpotensi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya melestarikan situs-situs budaya dan sejarah di Indonesia. Dengan dukungan yang tepat, kawasan ini bisa menjadi tempat pendidikan yang memperkaya pemahaman generasi muda tentang sejarah Indonesia yang kaya.