Deinosuchus: Buaya Purba Raksasa yang Menjadi Predator Utama di Zaman Dinosaurus
Sekitar 75 juta tahun lalu, hewan predator terbesar dan paling menakutkan di Amerika Utara bukanlah dinosaurus, melainkan seekor buaya purba yang dikenal sebagai Deinosuchus. Nama ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti “buaya yang menakutkan”. Deinosuchus bisa tumbuh lebih dari 10 meter panjangnya dan beratnya bisa mencapai lebih dari lima ton. Bukti berupa bekas gigitan pada fosil tulang menunjukkan bahwa buaya purba ini memangsa dinosaurus. Namun, bagaimana Deinosuchus bisa tumbuh begitu besar dan menjadi predator utama di pesisir Amerika Utara masih menjadi misteri. Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di Communications Biology mencoba menjelaskan hal ini dengan meninjau kembali posisi Deinosuchus dalam pohon keluarga buaya.
Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1858, fosil gigi Deinosuchus di Carolina Utara, para ilmuwan telah menemukan lebih banyak bagian tubuhnya di berbagai tempat seperti Meksiko, Utah, Texas, Montana, Carolina Selatan, dan New Jersey, yang menunjukkan bahwa Deinosuchus hidup di sepanjang garis pantai purba. Di rawa-rawa Amerika Utara pada zaman Kapur, Deinosuchus menjadi pemburu penyergap yang menunggu mangsanya. Awalnya, para ilmuwan menganggap Deinosuchus bagian dari kelompok alligatoroid, yang juga mencakup buaya Amerika dan buaya Cina. Ciri moncongnya yang lebar dan membulat memperkuat dugaan tersebut. Namun, analisis terbaru mengungkapkan hal yang berbeda, yakni Deinosuchus berasal dari garis keturunan yang lebih kuno dan terpisah jauh sebelum nenek moyang buaya dan aligator masa kini.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kemiripan Deinosuchus dengan aligator lebih disebabkan oleh konvergensi evolusioner daripada kekerabatan dekat. Penempatan baru dalam pohon keluarga ini juga membuka kemungkinan bahwa Deinosuchus dapat bertahan hidup di habitat air asin, seperti muara dan pantai laut, yang mirip dengan buaya air asin masa kini. Hal ini bisa menjelaskan mengapa fosil Deinosuchus ditemukan di wilayah yang luas, dari Meksiko hingga New Jersey. Meski demikian, beberapa ilmuwan masih meragukan teori ini, karena fosil Deinosuchus yang ditemukan di Texas dan Utah lebih sering berada di lingkungan air tawar, jauh dari pantai.
Walau masih ada perbedaan pendapat mengenai habitat asli Deinosuchus, tidak ada yang meragukan bahwa buaya purba ini memiliki ukuran yang luar biasa besar. Bahkan, jika dibandingkan dengan predator dinosaurus seperti Tyrannosaurus, Deinosuchus bisa lebih panjang dan lebih berat. Kunci dari ukuran raksasanya, menurut Rabi, terletak pada laju pertumbuhannya yang cepat di awal kehidupan dan pasokan makanan yang berlimpah. Pada masa itu, kondisi iklim yang hangat dan permukaan laut yang tinggi menciptakan rawa-rawa yang produktif, menyediakan banyak sumber makanan. Fenomena serupa juga terlihat pada buaya purba raksasa lainnya, seperti Sarcosuchus di Afrika dan Amerika Selatan, serta Purussaurus di Amerika Selatan. Namun, faktor makanan saja tidak cukup untuk menjelaskan gigantisme Deinosuchus. Stabilitas lingkungan jangka panjang juga memainkan peran yang penting.
Deinosuchus, sebagai reptil berdarah dingin, sangat bergantung pada suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya. Lingkungan yang stabil dan mendukung pertumbuhannya telah muncul berulang kali dalam sejarah Bumi, yang memungkinkan munculnya makhluk-makhluk raksasa seperti Deinosuchus. Siapa tahu, mungkin di masa depan kondisi yang serupa akan menciptakan makhluk raksasa lagi.