Inovasi Teknologi Radiasi: Solusi Indonesia dalam Pengelolaan Limbah Plastik
Indonesia Jadi Negara Percontohan dalam Program NUTEC Plastics IAEA
Indonesia, melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ditunjuk oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) sebagai salah satu negara percontohan dalam program NUTEC Plastics. Program ini berfokus pada pengembangan teknologi radiasi guna menangani limbah plastik dan mengoptimalkan pemanfaatannya di sektor industri.
Penelitian terbaru yang dilakukan BRIN bersama mitra industri telah membuktikan potensi teknologi ini untuk diuji coba lebih lanjut pada skala komersial. Keberhasilan ini dapat menjadi acuan bagi negara lain dalam mengelola limbah plastik serta memanfaatkannya sebagai bahan baku industri.
Tantangan Pengelolaan Limbah Plastik
Plt. Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Anugerah Widiyanto, menyoroti bahwa Indonesia dan sejumlah negara lainnya menghadapi tantangan besar dalam penanganan limbah plastik, yang berdampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
“Pengembangan teknologi yang mampu mendukung pengelolaan limbah plastik sekaligus mengubahnya menjadi bahan baku industri adalah langkah strategis yang harus terus kita dorong,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa, 18 Februari 2025.
Ia menambahkan bahwa teknologi radiasi menawarkan solusi inovatif dalam menangani limbah plastik dan mengonversinya menjadi bahan baku yang memiliki nilai ekonomi, sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular.
Peran Indonesia dalam Riset Teknologi Radiasi
Menurut Anugerah, kolaborasi dalam riset dan inovasi teknologi radiasi untuk modifikasi polimer harus terus diperkuat. Indonesia memiliki potensi besar untuk berperan sebagai pusat penelitian dalam kerja sama teknis yang diinisiasi oleh IAEA, terutama dalam program NUTEC Plastics.
“Dengan penguasaan teknologi radiasi yang telah dimiliki para ilmuwan di Indonesia, serta aplikasinya dalam mengolah limbah plastik menjadi bahan baku industri, Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam mendorong ekonomi sirkular,” katanya.
Anugerah juga menekankan bahwa pengalaman dalam penelitian modifikasi polimer berbasis radiasi, serta kerja sama dengan sektor industri, menjadi aset berharga yang memperkuat posisi Indonesia dalam kolaborasi internasional di bawah naungan IAEA.
Kolaborasi BRIN dengan Industri Nasional
Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri BRIN, Tita Puspitasari, yang juga bertindak sebagai National Project Coordinator (NPC) Indonesia untuk proyek RAS1031, menjelaskan bahwa BRIN menggandeng berbagai pemangku kepentingan nasional untuk merealisasikan proyek ini.
Kolaborasi ini bertujuan untuk memanfaatkan teknologi radiasi dalam menangani limbah plastik sekaligus menjadikannya sebagai bahan baku industri, sehingga dapat memperkuat pengembangan ekonomi sirkular.
Salah satu bentuk kerja sama yang telah dilakukan adalah dengan PT Polymindo Permata (Viro) dalam riset modifikasi polimer. Hasil penelitian ini diterapkan pada produk industri bernilai tinggi, seperti wood plastics composite (WPC) dan artificial fiber.
“Proyek ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih luas oleh industri nasional. Selain itu, pemanfaatan fasilitas iradiasi yang dikelola oleh BRIN dapat membantu mengatasi peningkatan volume limbah plastik,” ujar Tita.
Pertemuan Regional untuk Memperkuat Kerja Sama
Untuk mendukung implementasi proyek kerja sama di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah, BRIN bersama IAEA menggelar pertemuan Regional Coordination Meeting (RCM) untuk proyek RAS1031. Acara ini berlangsung di Gedung B.J. Habibie, Jakarta, pada 17-21 Februari 2025.
Kegiatan ini bertujuan memperkuat jejaring kerja sama riset dan inovasi dalam pemanfaatan teknik radiasi guna menangani limbah plastik serta meningkatkan pemanfaatannya sebagai bahan baku industri, sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular.
Proyek ini merupakan bagian dari inisiatif lingkungan IAEA yang dikenal sebagai NUTEC Plastics atau Nuclear Technology for Controlling Plastic Pollution. Dalam pertemuan tersebut, perwakilan dari 11 negara anggota IAEA yang terlibat dalam proyek RAS1031 turut hadir.
Melalui proyek ini, IAEA memberikan dukungan kepada negara anggota dalam meningkatkan kapasitas serta penguasaan teknologi radiasi, yang dapat digunakan untuk mengelola limbah plastik dan memodifikasinya menjadi bahan baku industri.