Ketika Arsitektur Bertemu Kesucian: Jalan Gaudí Menuju Takhta Santo
Vatikan baru saja mengambil langkah awal yang berpotensi menjadikan Antoni Gaudí, arsitek legendaris asal Spanyol, sebagai santo dalam Gereja Katolik. Gaudí dikenal luas sebagai sosok visioner di balik Basilika Sagrada Familia, karya arsitektur yang belum rampung namun telah menjadi ikon religius dan budaya dunia. Pada 14 April, Paus Fransiskus menandatangani dekrit yang menyatakan bahwa Gaudí memiliki “kebajikan heroik” dan layak disebut “terhormat”—tahapan awal menuju kanonisasi.
Proses pengangkatan seseorang menjadi santo memang panjang dan kompleks. Selain harus menunjukkan kehidupan yang saleh, calon santo juga perlu dibuktikan telah melakukan mukjizat setelah kematiannya. Meskipun Gaudí wafat bukan sebagai martir, beberapa klaim mukjizat telah diajukan, termasuk kasus penyembuhan mata dan tumor yang mengejutkan para dokter. Namun, semua klaim itu masih belum cukup kuat untuk dikukuhkan sebagai mukjizat resmi oleh Vatikan.
Semasa hidup, Gaudí mengalami transformasi spiritual yang mendalam. Ia hidup sederhana, sangat religius, dan mengabdikan lebih dari 40 tahun hidupnya untuk membangun Sagrada Familia. Ia bahkan menolak proyek bergengsi di luar negeri demi menyelesaikan gereja tersebut. Gaudí meninggal tragis setelah ditabrak trem ketika hendak ke gereja, dan awalnya tak dikenali karena penampilannya yang lusuh.
Meski proses beatifikasi berjalan lambat akibat minimnya bukti mukjizat yang terverifikasi, semangat Gaudí tetap hidup dalam setiap lengkungan dan menara basilika yang ia rancang. Jika kelak dinyatakan kudus, ia akan menjadi simbol bahwa iman dan seni dapat bersatu dalam wujud paling agung.