https://aaapotassiumiodide.com

Komet C/2024 G3: Fenomena Langka yang Muncul Setelah 160.000 Tahun

Sebuah komet bernama C/2024 G3 (Atlas) diprediksi akan menjadi salah satu objek langit paling terang yang dapat dilihat selama beberapa hari ke depan. Menurut NASA, meskipun memprediksi kecerahan komet selalu menjadi tantangan, ada peluang bahwa C/2024 G3 akan cukup terang untuk diamati dengan mata telanjang. Pada Senin lalu, komet ini mencapai perihelion, yaitu titik terdekatnya dengan Matahari, yang secara langsung memengaruhi tingkat kecerahannya.

Para ahli menyatakan, komet ini mungkin terlihat sejak malam setelah perihelion, tergantung pada kondisi cuaca dan lokasi pengamatan. C/2024 G3 (Atlas) diperkirakan mencapai magnitudo -3,5, menyamai kecerahan planet Venus, menjadikannya salah satu komet paling terang pada tahun 2025.

Menurut King’s College London, penampakan C/2024 G3 merupakan peristiwa langka yang hanya terjadi setiap 160.000 tahun. Dr. Shyam Balaji, seorang pakar astrofisika dari universitas tersebut, mengungkapkan bahwa komet ini akan melintasi jarak sekitar 13 juta kilometer dari Matahari. Karena kedekatannya, komet ini digolongkan sebagai sun-skirting comet. Ditemukan pada April 2024 melalui sistem ATLAS di Chile, komet ini awalnya memiliki magnitudo 19 dan berjarak 4,38 AU dari Bumi. Uniknya, orbitnya menunjukkan bahwa ia mungkin adalah komet tua yang telah mendekati Matahari sebelumnya. Setelah pendekatan tahun ini, periode orbitnya diperkirakan meluas hingga 600.000 tahun.

Kapan dan Di Mana Melihatnya?

Penduduk belahan bumi selatan, termasuk Indonesia, memiliki peluang terbaik untuk menyaksikan komet ini. C/2024 G3 dapat dilihat di cakrawala timur sebelum matahari terbit, atau di barat setelah matahari terbenam beberapa hari setelah perihelion. Namun, Dr. Balaji mengingatkan bahwa prediksi kecerahan komet tidak selalu akurat dan kemungkinan lebih redup dari perkiraan.

Bagi pengamat di belahan bumi utara, visibilitasnya lebih sulit karena posisinya yang dekat dengan Matahari. Lokasi bebas polusi cahaya dan penggunaan binokular atau teleskop kecil akan membantu meningkatkan pengalaman mengamatinya. Dr. Balaji juga menegaskan pentingnya berhati-hati saat pengamatan agar tidak langsung melihat ke arah Matahari, terutama saat terbit atau terbenam.

Astronom dari seluruh dunia terus memantau perjalanan komet ini. Bahkan, astronaut NASA, Don Pettit, membagikan foto komet tersebut dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Dalam unggahannya, Pettit menyebut, “Sungguh luar biasa menyaksikan komet ini dari orbit. C/2024 G3 sedang berkunjung ke kita.”

Kehadiran komet ini adalah kesempatan langka untuk mengamati keajaiban alam semesta. Jadi, siapkan teleskop Anda dan temukan sudut terbaik untuk menyaksikan momen bersejarah ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *