Kompensasi Belanda untuk Korban Holokos, Lembar Hitam Sejarah NS
Perusahaan kereta api nasional Belanda, Nederlandse Spoorwegen (NS), akan mengalokasikan dana puluhan juta euro sebagai kompensasi kepada para korban Holokos serta keluarga mereka. Keputusan ini diambil setelah NS mengakui peran mereka dalam membantu deportasi ribuan orang Yahudi ke kamp-kamp transit Nazi selama Perang Dunia Kedua, sebuah masa kelam dalam sejarah perusahaan tersebut.
Selama perang, NS memperoleh keuntungan besar dari pengangkutan sekitar 107.000 orang Yahudi menuju Kamp Westerbork, sebelum mereka dideportasi ke kamp kematian seperti Auschwitz dan Sobibor. Hanya sekitar 5.000 orang yang berhasil selamat dari tragedi ini. Meskipun NS telah meminta maaf secara resmi pada tahun 2005, komitmen untuk memberikan kompensasi baru diputuskan pada November tahun lalu, setelah upaya panjang seorang penyintas Holokos bernama Salo Muller.
Dalam pernyataannya, NS mengungkapkan bahwa ribuan orang diperkirakan berhak menerima kompensasi ini, termasuk sekitar 500 penyintas Holokos. Setiap korban akan menerima sekitar £13.000 atau setara dengan Rp232 juta, sementara anak-anak serta pasangan korban akan menerima Rp115 juta. NS juga berjanji untuk mengalokasikan dana khusus untuk pembayaran kompensasi dalam beberapa tahun ke depan.
Peran NS dalam deportasi ini bukan hanya sekadar menjalankan kereta atas perintah Nazi Jerman, tetapi juga turut menyusun jadwal perjalanan tanpa ada keberatan sedikit pun. Mereka bahkan menerima pembayaran dari pemerintah Jerman saat itu, dengan perkiraan keuntungan mencapai €2,5 juta jika disesuaikan dengan kurs saat ini. Kereta terakhir yang mengangkut 279 orang Yahudi berangkat pada 13 September 1944. Selain Yahudi, sebanyak 245 orang dari etnis Sinti dan Roma juga menjadi korban deportasi.
Salo Muller, seorang mantan fisioterapis klub sepak bola Ajax, menjadi sosok kunci dalam perjuangan mendapatkan kompensasi ini. Pada usia lima tahun, ia kehilangan kedua orang tuanya yang ditangkap Nazi dan dideportasi ke Auschwitz, di mana mereka dibunuh. Muller memulai kampanyenya setelah mengetahui bahwa pemerintah Prancis telah menyetujui dana kompensasi untuk korban Holokos di negaranya.