Mengungkap Misteri Batu Hilang Stonehenge: Sejarah, Pemugaran, dan Jejak Megalit yang Tersisa
Stonehenge, salah satu monumen prasejarah paling terkenal di dunia, menyimpan banyak teka-teki yang masih menjadi bahan penelitian hingga saat ini. Salah satu misteri terbesar adalah hilangnya sejumlah batu yang diduga pernah menjadi bagian dari susunan asli situs ini.
Jika beruntung berada di Stonehenge pada 21 Desember saat matahari terbenam di titik balik matahari musim dingin, Anda akan menyaksikan pemandangan spektakuler. Dengan berdiri di antara Heel Stone dan lingkaran batu, Anda bisa melihat matahari menghilang di antara dua megalit tegak yang menyangga sebuah batu horizontal. Fenomena ini diyakini bukan kebetulan, melainkan bagian dari rancangan para pembangun Stonehenge sekitar 4.500 tahun lalu.
Sayangnya, pemandangan yang ada saat ini tidak lagi sama seperti yang dulu. Sejarah mencatat bahwa setengah dari batu-batu asli telah hilang atau dipindahkan. Pemugaran besar-besaran dilakukan antara tahun 1901 dan 1964 karena kekhawatiran akan keamanan pengunjung, mengingat beberapa batu mulai miring dan berisiko roboh. Batu-batu yang tersisa diperkuat dengan beton, sementara yang telah jatuh dipasang kembali agar monumen tetap menyerupai bentuk yang dicatat pada abad ke-18.
Namun, penggalian arkeologi menunjukkan bahwa ada lebih banyak batu di Stonehenge dibandingkan dengan yang terlihat saat ini. Pada abad ke-17, John Aubrey pertama kali mencatat adanya 56 lubang di sekitar situs, yang kini dikenal sebagai Lubang Aubrey. Para arkeolog modern berspekulasi bahwa lubang-lubang ini mungkin pernah diisi oleh batu biru (bluestones), jenis batu yang lebih kecil dan lebih mudah dipindahkan.
Lebih banyak bukti ditemukan pada 1979 ketika sebuah penggalian mengungkap lubang di dekat Heel Stone, yang menunjukkan bahwa dulunya ada batu lain yang melengkapinya. Pemindaian laser pada 2012 juga mengonfirmasi bahwa hampir semua batu di Stonehenge mengalami kerusakan akibat aksi pengunjung di masa lalu, yang mengikis potongan batu untuk dijadikan suvenir.
Salah satu penemuan paling mengejutkan datang dari Batu Altar yang berada di tengah Stonehenge. Awalnya, batu ini diduga berasal dari Wales Selatan, tetapi penelitian terbaru pada 2024 mengungkap bahwa batu ini berasal dari Skotlandia timur laut. Penemuan ini semakin memperkaya sejarah panjang Stonehenge yang masih menyimpan banyak rahasia.
Meskipun banyak misteri yang telah dipecahkan, nasib beberapa megalit yang hilang tetap menjadi tanda tanya. Apakah mereka dihancurkan, dipindahkan ke tempat lain, atau digunakan kembali dalam struktur lain? Para arkeolog masih terus mencari jawaban atas pertanyaan ini, berharap bisa mengungkap lebih jauh sejarah asli monumen megah ini.