https://aaapotassiumiodide.com

Mengungkap Tragedi Mei 1998: Kekerasan Seksual yang Terabaikan

Pada 26 tahun yang lalu, kekerasan seksual terhadap perempuan Indonesia menjadi peristiwa yang disangkal dan tidak pernah benar-benar dibicarakan. Aktivis perempuan Ita Fatia Nadia, yang kini memimpin Ruang Arsip dan Sejarah (RUAS) Perempuan, mencatat bahwa meskipun Reformasi selalu dihubungkan dengan perjuangan mahasiswa menggulingkan Soeharto dan memperjuangkan demokrasi, tragedi kekerasan seksual yang dialami perempuan Indonesia, khususnya yang berasal dari etnis Tionghoa, terabaikan. Peristiwa Mei 1998 menyisakan trauma mendalam, dengan sedikitnya 85 perempuan menjadi korban perkosaan, namun Ita percaya jumlah yang sesungguhnya jauh lebih besar.

Pada hari-hari kerusuhan itu, Ita yang menjabat sebagai direktur Yayasan Kalyanamitra, menerima banyak laporan mengenai korban kekerasan seksual, salah satunya adalah bocah perempuan bernama Fransisca yang diperkosa dengan botol hingga kondisi tubuhnya kritis. Fransisca akhirnya meninggal di pelukan Ita setelah beberapa waktu, dan pengalaman itu mengubah pandangan hidupnya. Ita merasa terdorong untuk melawan ketidakadilan yang dialami oleh korban dan bertekad untuk memperjuangkan keadilan bagi mereka.

Namun, penyelesaian masalah ini belum juga tercapai. Tim Pemantau Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu (PPHAM) yang bertugas untuk menyelesaikan masalah ini tidak lagi melanjutkan tugasnya setelah masa kerjanya berakhir pada 31 Desember 2023. Komnas Perempuan mengkhawatirkan bahwa proses pendataan korban malah akan memicu konflik baru. Sehingga, hingga kini, penyelesaian non-yudisial tetap tergantung tanpa adanya tindak lanjut jelas.

Tragedi Mei 1998 tak hanya menghancurkan hidup banyak perempuan, tapi juga menciptakan ketakutan dan trauma yang mendalam, seolah menjadi teror yang direncanakan untuk menciptakan ketegangan sosial. Dalam konteks ini, kekerasan seksual yang terjadi tidak hanya berbasis pada etnis, tetapi juga sebagai bentuk penganiayaan gender yang digunakan sebagai alat untuk menakut-nakuti masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *