Microsoft dan Meta Masuki Dunia Energi Nuklir: Investasi untuk Mendukung Kebutuhan Energi AI
Pada 4 Januari 2025, sejumlah perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dan Meta mengungkapkan niat mereka untuk berinvestasi dalam energi nuklir sebagai bagian dari upaya untuk memenuhi meningkatnya permintaan energi, terutama dalam mendukung pengembangan kecerdasan buatan (AI). Ini menandakan pergeseran penting dalam cara perusahaan-perusahaan teknologi memandang sumber energi.
Dengan pesatnya perkembangan AI, kebutuhan energi untuk pusat data juga mengalami lonjakan signifikan. Berdasarkan proyeksi Departemen Energi AS, penggunaan energi listrik global diprediksi akan meningkat hingga 75% pada tahun 2050, dengan sebagian besar kenaikan ini disebabkan oleh pusat data yang digunakan untuk mendukung teknologi AI. Microsoft dan Meta menyadari bahwa untuk menjalankan model-model AI yang lebih canggih dan kompleks, mereka memerlukan sumber energi yang stabil dan berkelanjutan.
Microsoft mengumumkan rencananya untuk merevitalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Three Mile Island di Pennsylvania, yang bertujuan untuk menyediakan energi bersih bagi pusat datanya selama dua dekade mendatang. Dengan investasi senilai $1,6 miliar, perusahaan ini berencana untuk menghidupkan kembali fasilitas tersebut, yang sebelumnya ditutup akibat kecelakaan pada tahun 1979. Langkah ini menegaskan komitmen Microsoft terhadap transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.
Sementara itu, Meta juga tengah mengkaji proposal dari pengembang nuklir untuk menambah kapasitas pembangkit nuklir di AS, dengan rencana pengoperasian pada awal tahun 2030-an. Perusahaan ini memandang energi nuklir sebagai komponen penting dalam transisi menuju jaringan listrik yang lebih bersih dan andal. Meta berencana untuk mengeksplorasi berbagai tipe reaktor, termasuk reaktor modular kecil (SMR), guna memenuhi kebutuhan energi mereka.
Meski menawarkan potensi besar, investasi dalam energi nuklir tetap menghadapi berbagai tantangan, seperti proses perizinan yang ketat dari Komisi Regulasi Nuklir AS (NRC) serta kecemasan publik terkait keselamatan nuklir. Namun, dengan meningkatnya permintaan energi untuk AI, perusahaan-perusahaan ini tampaknya siap untuk mengatasi hambatan tersebut guna mencapai tujuan keberlanjutan mereka.
Langkah-langkah yang diambil oleh Microsoft dan Meta menegaskan bahwa industri teknologi tengah memasuki babak baru dalam pemanfaatan sumber daya energi. Investasi dalam energi nuklir tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan, tetapi juga mencerminkan kebutuhan yang mendesak untuk mengimbangi permintaan energi yang terus berkembang. Tahun 2025 diharapkan menjadi tonggak penting bagi inovasi dalam energi bersih serta pengembangan teknologi yang lebih efisien di seluruh dunia.