Petualangan Keluarga: ABG Temukan Jimat Kuno Mesir dalam Hiking di Israel
Penemuan peralatan purba yang terbuat dari batu yang ditemukan di sepanjang Danau Victoria, Kenya, memberikan wawasan baru tentang bagaimana nenek moyang manusia pertama kali memanfaatkan teknologi untuk bertahan hidup. Di situs yang terletak di semenanjung Homa, Kenya, para ilmuwan menemukan alat pemotong yang digunakan untuk menyembelih hewan, seperti kuda nil, dan memproses bahan tanaman lebih dari 2,9 juta tahun yang lalu.
Penelitian yang dipimpin oleh ilmuwan dari Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian, Queens College (CUNY), dan Museum Nasional Kenya ini menyajikan bukti kuat tentang penggunaan alat batu yang dikenal dengan sebutan Oldowan Tools, yang menjadi teknologi penting pada zaman purba. Penemuan ini menunjukkan bahwa alat-alat batu tersebut digunakan untuk memotong daging, menghancurkan tulang untuk mengambil sumsum, serta menumbuk bahan tanaman.
Menurut Thomas Plummer, penulis studi utama dari Queens College, alat Oldowan ini bahkan bisa lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya, dengan rentang usia antara 2,6 hingga 3 juta tahun. Dengan menggunakan teknik penggalian yang canggih, peneliti berhasil menemukan lebih dari 300 artefak dan 1.700 tulang hewan yang menunjukkan tanda-tanda pemotongan dan pemrosesan. “Alat ini memberi nenek moyang kita kemampuan baru untuk memotong dan mengolah makanan dengan cara yang lebih efektif daripada sebelumnya,” kata Rick Potts, salah satu penulis senior dalam studi ini.
Salah satu hal yang menarik adalah efektivitas peralatan Oldowan ini lebih tinggi daripada taring hewan seperti gigi gajah atau taring singa. Batu yang digunakan sebagai alat pemotong ternyata lebih efisien dan fungsional dalam memotong serta menghancurkan benda keras dibandingkan dengan benda-benda alami yang digunakan oleh manusia purba sebelumnya.
Dari penemuan ini, para peneliti menyimpulkan bahwa teknologi Oldowan di Kenya jauh lebih canggih dibandingkan dengan artefak-artefak yang ditemukan sebelumnya, seperti yang berasal dari situs Lomekwi 3 yang berusia 3,3 juta tahun. Alat-alat dari Lomekwi dibuat dengan cara yang lebih sederhana, sementara peralatan di Nyayanga menunjukkan tingkat keterampilan yang lebih tinggi dan tujuan yang lebih terorganisir, seperti untuk memotong daging atau menghancurkan tulang.
Di situs Nyayanga, tiga jenis alat Oldowan ditemukan: batu palu, inti, dan serpihan batu. Batu palu digunakan untuk memukul batu lainnya guna membuat alat, sementara inti yang dipukul akan menghasilkan serpihan tajam yang digunakan untuk memotong atau mengikis. Alat-alat ini memungkinkan manusia purba mengolah berbagai jenis makanan, dari daging hingga tanaman.
Penemuan ini juga membuka diskusi tentang penyebaran teknologi batu Oldowan yang lebih luas dari yang sebelumnya diperkirakan. Sebelumnya, diyakini bahwa peralatan batu ini hanya ditemukan di Ethiopia, tetapi kini ditemukan juga di Kenya, yang menunjukkan bahwa teknologi ini sudah tersebar lebih luas di Afrika sekitar 2,9 juta tahun yang lalu. Selain itu, penemuan fosil gigi Paranthropus—kerabat manusia purba yang tidak termasuk dalam genus Homo—mengundang pertanyaan tentang siapa yang sebenarnya menciptakan alat-alat batu pertama ini.
Secara keseluruhan, penemuan ini memberi gambaran lebih jelas tentang evolusi teknologi manusia purba dan bagaimana mereka memanfaatkan sumber daya alam untuk bertahan hidup, membuka misteri baru tentang siapa yang sebenarnya menjadi pionir dalam pembuatan peralatan batu pertama.