Sejak Kapan Manusia Modern Menjadi Sibuk? Begini Menurut Sejarah Evolusi

Jakarta – Istilah “sibuk” mungkin terdengar sangat modern, tetapi apakah manusia benar-benar lebih sibuk sekarang dibandingkan dengan masa lalu? Sebuah kajian baru dalam sejarah evolusi manusia mengungkapkan bahwa konsep kesibukan ini sudah muncul jauh sebelum dunia kerja modern dimulai, bahkan sejak manusia pertama kali mulai berdiri tegak di bumi.

Menurut para ahli evolusi, konsep kesibukan manusia dimulai sejak zaman prasejarah, ketika manusia pertama kali mulai berburu dan meramu makanan. Pada masa itu, ‘kesibukan’ berfokus pada bertahan hidup—mencari makanan, melindungi diri dari predator, dan berkembang biak. Aktivitas-aktivitas ini sudah mengharuskan manusia untuk mengatur waktu dan energi, meskipun dalam konteks yang sangat berbeda dengan kesibukan masa kini.

Kesibukan manusia mulai berubah secara signifikan dengan munculnya revolusi pertanian sekitar 10.000 tahun yang lalu. Manusia mulai menetap, menanam tanaman, dan memelihara hewan. Dengan adanya pertanian, kebutuhan akan tenaga kerja yang lebih terstruktur dan terorganisir muncul. Inilah awal mula manusia memasuki bentuk pekerjaan yang lebih rutin, seperti menanam, memanen, dan mengelola sumber daya alam.

Namun, kesibukan manusia mencapai titik puncaknya pada Revolusi Industri di abad ke-18. Inovasi-inovasi teknologi dan mesin-mesin besar yang mulai diperkenalkan menuntut manusia untuk bekerja lebih keras dan lebih lama. Waktu kerja yang panjang dan pembagian kerja yang lebih spesifik membuat banyak orang terjebak dalam rutinitas yang melelahkan dan penuh tekanan, sebuah pola yang berlanjut hingga era modern dengan kapitalisme global dan perkembangan teknologi.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa kesibukan manusia sudah ada sejak awal peradaban, tetapi intensitasnya baru benar-benar meningkat seiring dengan perubahan besar dalam masyarakat, terutama sejak era industri dan modernisasi. Kesibukan manusia modern sebenarnya merupakan kelanjutan dari perjuangan panjang dalam evolusi, meskipun konteksnya kini jauh lebih kompleks.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *