Sejarah Konflik Negara Israel-Palestina Selama 100 Tahun Lebih
Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung lebih dari satu abad dan menjadi salah satu konflik paling kompleks di dunia. Asal usul perselisihan ini dapat ditelusuri kembali ke awal abad ke-20, saat kekuasaan Inggris di Palestina mulai tumbuh. Ketika itu, gelombang imigrasi Yahudi yang dipicu oleh Gerakan Zionisme membawa lebih banyak orang Yahudi ke wilayah tersebut, yang sudah dihuni oleh orang Arab Palestina selama berabad-abad. Ketegangan semakin meningkat dengan klaim masing-masing pihak atas tanah yang sama. Pada tahun 1947, PBB mengusulkan pembagian wilayah Palestina untuk menciptakan negara Yahudi dan Arab, yang ditolak oleh negara-negara Arab dan Palestina, memicu perang besar.
Setelah pengumuman pembentukan negara Israel pada tahun 1948, negara-negara Arab langsung menyerang untuk menentang eksistensi negara baru tersebut. Perang Arab-Israel 1948 ini berakhir dengan kemenangan bagi Israel dan menyebabkan sekitar 750.000 orang Palestina kehilangan rumah mereka, sebuah peristiwa yang dikenal dengan sebutan Nakba (bencana). Sejak saat itu, konflik teritorial dan hak pengungsi Palestina terus menjadi isu utama dalam konflik ini.
Pada 1967, Israel melakukan serangan terhadap negara-negara Arab dalam Perang Enam Hari, yang berakhir dengan Israel menguasai Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur. Wilayah ini masih menjadi sumber ketegangan antara Israel dan Palestina, dengan Palestina menuntut hak untuk membentuk negara merdeka di tanah yang mereka klaim. Pada akhir 1990-an, tercapai kesepakatan perdamaian yang dikenal dengan Perjanjian Oslo, tetapi janji-janji tersebut tidak pernah sepenuhnya ditepati, dan kekerasan kembali meletus.
Salah satu faktor penyebab ketegangan berkelanjutan adalah ekspansi pemukiman Israel di Tepi Barat yang terus berkembang. Pemerintah Israel membangun pemukiman bagi warga Yahudi di wilayah yang telah dianeksasi sejak 1967, yang dianggap ilegal oleh sebagian besar negara dan organisasi internasional. Di sisi lain, Palestina terus berjuang untuk mendapatkan pengakuan atas kemerdekaan mereka dan hak untuk kembali ke tanah mereka. Sejumlah kelompok perlawanan seperti Hamas muncul sebagai respons terhadap tindakan keras yang dilakukan oleh Israel.
Konflik Israel-Palestina terus berlanjut hingga hari ini, meskipun telah ada berbagai upaya perdamaian, seperti yang dilakukan oleh PBB, AS, dan Uni Eropa. Kedua belah pihak memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang solusi yang diinginkan, dengan Israel menginginkan keamanan dan pengakuan internasional, sementara Palestina menuntut pengembalian wilayah dan hak atas negara merdeka. Ketegangan ini menciptakan ketidakpastian di kawasan tersebut dan mempengaruhi stabilitas global.
Sejarah konflik Israel-Palestina lebih dari seratus tahun menunjukkan betapa rumitnya isu ini. Sementara berbagai upaya perdamaian telah dilakukan, ketegangan terus berlanjut karena perbedaan visi dan klaim atas tanah yang sama. Mencapai perdamaian yang langgeng membutuhkan solusi yang adil bagi kedua belah pihak, tetapi hingga kini, jalan menuju penyelesaian konflik tersebut masih penuh tantangan.