Candi Sukuh

Temukan Keunikan Candi Sukuh: Sejarah dan Relief Kuno

Candi Sukuh adalah sebuah situs bersejarah yang menakjubkan terletak di lereng barat Gunung Lawu, Jawa Tengah. Berdiri di ketinggian 910 meter di atas permukaan laut, candi ini berada di Bukit Sukuh yang dikelilingi oleh panorama indah. Dengan suhu rata-rata sekitar 25 derajat Celsius, Candi Sukuh menawarkan suasana yang sejuk dan nyaman. Struktur candi ini unik dengan tiga teras berundak, yang membentuk susunan halaman bertingkat. Gapura berbentuk trapesium yang terletak di sebelah barat merupakan pintu masuk utama dan salah satu fitur yang paling lengkap di antara gapura-gapura lainnya.

Menelusuri Sejarah Candi Sukuh

Candi Sukuh merupakan salah satu peninggalan terakhir dari era Majapahit sebelum runtuh pada tahun 1478, ditandai dengan sengkalan ‘Sirna Ilang Kertaning Bhumi’. Dibangun sekitar tahun 1437 oleh Bhre Daha, keturunan keluarga aristokrat Kediri, candi ini dikenal sebagai kuil Tantrik Siwaisme dan menandai puncak perkembangan kultus Bhima di Jawa. Proses pembangunannya yang terburu-buru mencerminkan situasi politik dan sosial yang mempengaruhi kerajaan Majapahit saat itu.

Ditemukan dalam kondisi runtuh oleh Residen Surakarta, Jeremiah Martin Johnson, pada tahun 1815, Candi Sukuh pernah tersembunyi dari pandangan hingga penemuannya kembali. Candi ini menunjukkan karakteristik unik yang cenderung mencerminkan unsur prasejarah Indonesia, dengan pengaruh Hindu yang minimal.

Relief Candi Sukuh: Karya Seni yang Memikat

Relief-relief di Candi Sukuh merupakan bagian penting dari situs ini, mengandung berbagai kisah dan simbolisme. Berdasarkan Kamus Istilah Arkeologi I karya Ayatrohaedi dkk, relief adalah ukiran yang menggambarkan peristiwa atau cerita tertentu. Di Candi Sukuh, terdapat enam relief utama yang menarik perhatian:

  • Fragmen Garudeya Terletak di depan bangunan utama, fragmen ini mengandung prasasti dalam huruf Kawi yang menyebutkan padamel rikang buku tirta sunya =1361 Saka. Relief ini terinspirasi dari Kitab Mahabharata bagian Adiparwa.
  • Fragmen Sudhamala Terletak di pelataran teras ketiga, relief ini berasal dari Kidung Sudhamala dan menceritakan tentang Sadhewa, salah satu satria Pandawa, yang berhasil menghilangkan kutukan pada Dewi Uma.
  • Fragmen Bima Bungkus Mengisahkan kelahiran bayi Bima di hutan Mandalasana yang terbungkus kulit ari kuat, yang melambangkan proses penggemblengan untuk menjadi ksatria sejati.
  • Fragmen Nawaruci / Bima Suci Relief ini, yang bersumber dari Kitab Nawaruci atau Kitab Sang Hyang Tattwajnana, menggambarkan cerita yang ditulis dalam bahasa Jawa Tengahan dan mencerminkan kebudayaan Majapahit.

Eksplorasi Candi Sukuh: Menyaksikan Warisan Budaya yang Unik

Mengunjungi Candi Sukuh tidak hanya menawarkan pengalaman melihat situs arkeologi yang menakjubkan, tetapi juga kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang sejarah dan budaya Jawa Tengah. Dengan keunikan desain dan relief-reliefnya, Candi Sukuh tetap menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang patut dikunjungi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *