BNPB Operasikan Teknologi Modifikasi Cuaca Di Sukabumi Untuk Atasi Bencana
Sukabumi – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai mengoperasikan teknologi modifikasi cuaca di Sukabumi, Jawa Barat, untuk mengurangi risiko bencana yang sering terjadi akibat cuaca ekstrem. Operasi ini dilakukan sebagai langkah preventif menghadapi musim hujan yang diperkirakan lebih intens pada akhir tahun 2024, guna mengurangi potensi bencana seperti banjir dan tanah longsor.
Menurut Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, teknologi modifikasi cuaca ini akan digunakan untuk mengubah pola hujan di wilayah-wilayah tertentu yang rawan bencana. Melalui teknologi ini, hujan dapat dipicu secara terkendali di lokasi-lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya, sehingga curah hujan yang berlebihan di area rawan bencana bisa dikendalikan.
“Tujuan utama dari teknologi modifikasi cuaca adalah untuk menurunkan intensitas hujan di daerah-daerah rawan, agar kita bisa mengurangi dampak bencana seperti banjir dan longsor. Kami berharap langkah ini dapat meminimalisir kerugian yang disebabkan oleh bencana alam, terutama di wilayah Sukabumi yang rentan terhadap kedua jenis bencana tersebut,” ujar Suharyanto.
BNPB bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta sejumlah lembaga terkait lainnya untuk melaksanakan operasi modifikasi cuaca. Teknologi ini menggunakan pesawat terbang yang menyemprotkan bahan kimia khusus ke awan, yang kemudian dapat mempercepat atau mengatur pola hujan agar lebih terkendali.
Sebagai bagian dari program mitigasi bencana, teknologi ini juga akan diintegrasikan dengan sistem peringatan dini untuk memberikan informasi lebih cepat kepada masyarakat terkait potensi bencana. Masyarakat di daerah-daerah yang terpapar rawan bencana juga dihimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari petugas setempat.
Dengan teknologi modifikasi cuaca ini, diharapkan upaya mitigasi bencana di Sukabumi dapat lebih efektif dan mampu menyelamatkan banyak nyawa serta mengurangi kerugian materiil akibat bencana.