https://aaapotassiumiodide.com

Mengungkap Jejak Peradaban Nabataean di Padang Pasir Al Ula

Tim peneliti kini tengah melakukan survei arkeologi berskala besar di Arab Saudi untuk mengungkap lebih dalam misteri peradaban kuno Nabataean. Bangsa ini meninggalkan jejak sejarah berupa monumen batu yang megah, namun banyak lokasi masih belum tersentuh penelitian mendalam. Padang pasir Al Ula, yang selama ini dikenal sebagai surga bagi para astronom karena minimnya polusi cahaya, kini menjadi pusat perhatian arkeolog. Mereka tertarik pada jejak Nabataean, yang pernah mendiami kawasan ini sejak 100 SM hingga sekitar 200 M.

Meski pusat kerajaan Nabataean berada di Petra, Yordania, mereka juga menjadikan Hegra—sekarang Mada’in Saleh—sebagai ibu kota kedua. Oleh karena itu, tim arkeologi berencana melakukan survei sistematis untuk pertama kalinya di area seluas 3.300 kilometer persegi, setara dengan luas Belgia. Sebanyak 60 ahli akan menjalankan proyek ini selama dua tahun ke depan, menggunakan pendekatan ilmiah dan teknologi mutakhir. Pesawat ringan dengan kamera canggih digunakan untuk memetakan situs-situs yang sebelumnya tersembunyi, membantu mengungkap peninggalan yang belum terdeteksi.

Rebecca Foote, arkeolog asal AS yang memimpin survei untuk Komisi Kerajaan Al Ula, menegaskan bahwa penelitian ini akan mengubah cara dunia memahami sejarah Semenanjung Arab. Dengan metode survei dari udara, arsitektur makam, batu-batu kuno, dan situs lainnya dapat teridentifikasi lebih cepat dibandingkan cara konvensional. Selain itu, penelitian ini juga menyoroti peran air dalam kemakmuran Nabataean, yang mungkin bergantung pada sistem irigasi atau perdagangan.

Survei ini juga mempertimbangkan perlindungan situs-situs bersejarah dari pembangunan masa depan. Teknologi pemetaan terbaru, seperti drone dan fotografi satelit, membantu menghasilkan model lanskap yang sangat akurat. Penggalian di lokasi-lokasi tertentu juga melibatkan ahli paleontologi dan seni batu, yang menemukan indikasi spesies hewan prasejarah yang sebelumnya tidak terdokumentasi di kawasan ini. Melalui proyek ini, para ahli berharap dapat mengungkap hubungan lebih dalam antara Petra dan Mada’in Saleh, serta bagaimana peradaban ini berkembang dan bertahan di lingkungan gurun yang keras.

Menurut Abdulrahman Alsuhaibani, dosen Universitas Raja Saud yang terlibat dalam penelitian, penelitian ini akan memberikan wawasan yang jauh lebih luas mengenai masyarakat kuno sebelum Nabataean. Ia juga berperan dalam melatih mahasiswa untuk menjadi generasi penerus arkeologi di Arab Saudi. Dengan penelitian ini, tidak hanya sejarah Nabataean yang terungkap, tetapi juga warisan peradaban yang lebih tua, yang selama ini masih menjadi teka-teki.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *