Misteri Ketiadaan Dajjal dalam Al-Qur’an: Penjelasan Lengkap
Dajjal dikenal sebagai sosok manusia yang akan membawa fitnah besar menjelang Hari Kiamat. Kehadirannya menjadi salah satu tanda akhir zaman yang disebutkan dalam banyak hadis. Namun, mengapa Al-Qur’an tidak secara eksplisit menyebut nama Dajjal? Berikut penjelasannya.
Dajjal dan Tantangan di Akhir Zaman
Dalam berbagai hadis, Dajjal disebut akan muncul menjelang kiamat, diikuti oleh sebagian besar pengikut dari kaum Yahudi. Semua Nabi telah memperingatkan umatnya tentang bahaya Dajjal, yang akan menebar fitnah dan tipu daya luar biasa dengan kekuatan yang dimilikinya.
Selain Dajjal, Al-Qur’an secara jelas menyebut Ya’juj dan Ma’juj, dua bangsa yang juga menjadi ujian besar bagi manusia di akhir zaman. Namun, nama Dajjal tidak tercantum dalam Al-Qur’an.
Alasan Al-Qur’an Tidak Menyebut Nama Dajjal
1. Makna Negatif pada Nama Dajjal
Dalam literatur Islam, kata Dajjal berarti pembohong atau penipu. Tidak ada manusia yang ingin disebut sebagai pembohong, meskipun perilakunya memang demikian. Karena itu, Al-Qur’an tidak menyebutkan nama Dajjal secara eksplisit, mengingat maknanya yang sangat negatif.
2. Kehormatan Allah sebagai Pemilik Keagungan
Dajjal akan mengklaim dirinya sebagai Tuhan yang menguasai manusia di akhir zaman. Klaim ini bertentangan dengan keagungan Allah sebagai satu-satunya Penguasa langit dan bumi. Oleh karena itu, nama Dajjal tidak disebutkan dalam Al-Qur’an untuk menjaga kemuliaan Allah.
3. Perbedaan dengan Kisah Fir’aun
Meskipun Fir’aun juga mengaku sebagai Tuhan, kisahnya terjadi di masa lalu dan sudah selesai. Al-Qur’an menyebutnya sebagai pelajaran bagi umat manusia. Sebaliknya, Dajjal adalah sosok yang akan muncul di masa depan, menjelang kiamat.
Mukjizat Al-Qur’an dalam Pemilihan Kata
Al-Qur’an dikenal memiliki ketelitian luar biasa dalam pemilihan kata dan kalimat. Setiap susunan ayat memiliki makna yang mendalam dan keindahan sastra yang unik. Sebagai contoh, nama Ya’juj dan Ma’juj disebutkan dalam Al-Qur’an karena merujuk pada bangsa tertentu yang sudah dikenal pada zamannya. Hal ini berbeda dengan Dajjal, yang lebih dikenal sebagai simbol kebohongan dan fitnah.
Hadis Shahih tentang Dajjal
Hadis berikut menjelaskan tentang tanda-tanda besar Hari Kiamat, termasuk kemunculan Dajjal:
Dari Huzaifah ibnu Asid al-Ghifari, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Hari Kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian melihat sepuluh tanda besar: munculnya kabut asap, Dajjal, binatang melata, terbitnya matahari dari arah barat, turunnya Isa putra Maryam, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali terbelahnya bumi (di timur, barat, dan Jazirah Arab), serta keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat berkumpul (Mahsyar).” (HR Muslim).
Al-Qur’an tidak menyebut nama Dajjal secara langsung untuk menjaga kemuliaan dan keagungan Allah, sekaligus menghindari penyebutan makna negatif secara eksplisit. Sebaliknya, keberadaan Dajjal diungkapkan melalui hadis-hadis shahih yang memperingatkan manusia akan bahaya fitnah besar yang dibawanya.