Kota Baru Arab Saudi Dikritik Habis-Habisan Karena Megaproyek, Ini Kata Pakar Sains!

Riyadh — Kota baru yang tengah dibangun di Arab Saudi, Neom, kembali mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan setelah terungkapnya dampak ekologis dan sosial dari megaproyek tersebut. Proyek ambisius yang digadang-gadang akan menjadi pusat inovasi dan teknologi masa depan ini, menuai kritik keras karena dianggap mengabaikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial. Menanggapi kritik tersebut, pakar sains memberikan pandangannya tentang potensi masalah yang dihadapi proyek Neom.

Neom, kota futuristik yang direncanakan di wilayah barat laut Arab Saudi, dicanangkan sebagai pusat teknologi dan ekonomi berbasis energi terbarukan dan AI. Namun, banyak pihak mengkritik proyek ini karena potensi dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Pembangunan kota yang direncanakan mencakup jutaan hektar lahan di kawasan yang sensitif secara ekologis. Kritikus mencemaskan hilangnya habitat alami dan gangguan pada ekosistem lokal, termasuk spesies langka yang hidup di sana. Mereka juga mempertanyakan keberlanjutan proyek dalam menghadapi perubahan iklim global.

Selain dampak lingkungan, proyek Neom juga dikritik karena dinilai kurang transparan mengenai dampaknya terhadap masyarakat lokal. Proyek ini akan membutuhkan relokasi besar-besaran penduduk asli dari daerah yang terkena pembangunan. Para pengkritik menyoroti potensi ketidakadilan sosial yang dapat timbul dari proyek ini, mengingat banyak penduduk yang mungkin tidak mendapat keuntungan langsung dari pembangunan tersebut. Beberapa pakar sosial juga memperingatkan kemungkinan munculnya ketimpangan sosial jika hanya segelintir kalangan yang mendapatkan manfaat dari perkembangan kota ini.

Menanggapi kritik tersebut, pakar sains dan lingkungan memberikan pandangannya tentang Neom. Mereka mengakui bahwa proyek ini memiliki potensi untuk menciptakan inovasi teknologi, namun juga menekankan bahwa segala bentuk pembangunan harus didasarkan pada prinsip-prinsip keberlanjutan dan inklusivitas. Menurut Dr. Ahmad Zaki, seorang ahli lingkungan dari Universitas Riyadh, “Keberhasilan Neom bergantung pada kemampuan Arab Saudi untuk memitigasi dampak ekologisnya, mengembangkan solusi ramah lingkungan, serta memastikan bahwa pembangunan ini memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya segelintir elit.”

Meskipun kontroversi mengenai Neom belum mereda, masih ada harapan bahwa proyek ini bisa berjalan sesuai dengan visi keberlanjutan dan inovasi yang dijanjikan. Pemerintah Arab Saudi mengklaim bahwa Neom akan menjadi model pembangunan kota masa depan yang ramah lingkungan, dengan infrastruktur berbasis energi terbarukan dan pengelolaan sumber daya yang efisien. Namun, dengan tekanan global terkait perubahan iklim, tantangan bagi Neom adalah untuk benar-benar membuktikan bahwa megaproyek ini dapat berjalan tanpa merusak keseimbangan ekologis dan sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *