https://aaapotassiumiodide.com

Jejak Kelam di Balik Gunung Tengkorak Bison: Perburuan atau Penaklukan?

Sebuah potret ikonik dari abad ke-19 menampilkan dua pria berjas hitam berdiri di atas tumpukan tengkorak bison yang menjulang tinggi. Gambar ini sering dianggap sebagai simbol perburuan berlebihan di Amerika Serikat, tetapi kenyataannya jauh lebih suram. Penumpukan tengkorak bison itu bukan sekadar akibat eksploitasi sumber daya, melainkan bagian dari strategi sistematis untuk menghabisi sumber pangan utama penduduk asli Amerika. Dengan memusnahkan kawanan bison, para penjajah berusaha melemahkan komunitas adat, memaksa mereka masuk ke wilayah pemukiman yang dikendalikan pemerintah kolonial.

Pembantaian besar-besaran ini dipermudah oleh kemajuan teknologi senjata serta pembangunan jalur kereta api yang membelah habitat bison. Kulit dan daging bison menjadi komoditas yang menguntungkan, sementara tulangnya diolah menjadi arang dan pupuk. Dalam catatan sejarah, pejabat militer kolonial bahkan secara terang-terangan mendukung pembasmian bison sebagai taktik untuk menundukkan masyarakat adat. Akibatnya, populasi bison yang semula mencapai puluhan juta ekor turun drastis, menyisakan kurang dari 500 ekor pada akhir abad ke-19.

Saat ini, meski bison masih berstatus hampir punah, ada upaya untuk mengembalikannya ke habitat asli. Beberapa organisasi dan komunitas adat berupaya merevitalisasi populasi bison dengan program konservasi. Namun, foto gunung tengkorak bison tetap menjadi pengingat akan dampak kolonialisme dan kapitalisme terhadap lingkungan serta masyarakat adat. Lebih dari sekadar warisan sejarah, potret ini menyoroti bagaimana eksploitasi sumber daya yang tidak terkendali masih berlanjut hingga saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *