Di tengah Perang Dunia II, sekelompok perempuan muda Soviet menghadapi tantangan besar. Selain harus bertempur di garis depan, mereka juga harus melawan pandangan skeptis yang meragukan kemampuan perempuan dalam dunia penerbangan militer. Namun, Resimen Pengebom Malam ke-588 berhasil membuktikan kehebatan mereka dengan menjatuhkan lebih dari 23.000 ton bom ke posisi Jerman, berperan besar dalam kemenangan Uni Soviet atas Nazi.

Pada awalnya, keberadaan mereka dipandang sebelah mata oleh tentara pria. Namun, seiring waktu, keterampilan mereka dalam menerbangkan pesawat membuat mereka dihormati. Mereka bahkan mendapatkan julukan “Penyihir Malam” dari tentara Jerman karena serangan mendadak yang senyap dan mematikan. Keberhasilan resimen ini tidak lepas dari kebijakan Uni Soviet yang memberikan kesempatan pendidikan yang setara bagi perempuan, memungkinkan mereka belajar ilmu penerbangan sebelum perang pecah.

Marina Raskova, pilot ternama Uni Soviet, memainkan peran kunci dalam pembentukan resimen ini. Ia berhasil meyakinkan Josef Stalin untuk membentuk unit khusus pilot perempuan, yang akhirnya melahirkan Resimen Pengebom Malam ke-588. Para pilot ini menerbangkan pesawat Polikarpov Po-2, pesawat kayu ringan yang rentan tetapi sangat efektif dalam serangan malam. Dengan mematikan mesin saat mendekati sasaran, mereka berhasil menembus pertahanan musuh tanpa terdeteksi.

Meskipun berhadapan dengan risiko tinggi, mereka mampu melaksanakan hingga 15 misi per malam, jauh melebihi rekan pria mereka. Taktik inovatif dalam perawatan pesawat dan pengisian bahan bakar memungkinkan mereka bergerak lebih cepat dan lebih sering. Atas jasa mereka, resimen ini dianugerahi pangkat Garda Udara dan beberapa anggotanya memperoleh gelar Pahlawan Uni Soviet. Dedikasi serta keberanian mereka tetap dikenang sebagai salah satu kisah heroik dalam sejarah perang dunia.