Priscilla Henry: Dari Perbudakan Menuju Kesuksesan Bisnis yang Kontroversial
Priscilla Henry mungkin bukan nama yang dikenal luas, tetapi kisah hidupnya di abad ke-19 adalah bukti ketangguhan dan kecerdikan. Terlahir sebagai budak pada tahun 1819 di Alabama, ia menghabiskan sebagian besar hidupnya bekerja di perkebunan hingga akhirnya mendapatkan kebebasannya setelah Perang Saudara Amerika. Setelah dibebaskan, Priscilla meninggalkan Alabama dan menempuh perjalanan ke St. Louis, tempat ia memulai hidup baru sebagai pekerja rumah tangga. Namun, keadaan yang sulit membuatnya beralih ke industri prostitusi, sektor yang saat itu didominasi oleh orang kulit putih.
Dengan kecerdasan dan strategi bisnisnya, Priscilla membangun rumah bordil yang sukses di tengah aturan ketat terkait hubungan antar-ras. Ia membagi bisnisnya menjadi dua tempat berbeda untuk menghindari peraturan yang melarang interaksi antara laki-laki kulit hitam dan perempuan kulit putih. Hubungannya yang erat dengan pihak berwenang membuat bisnisnya tetap bertahan dan berkembang pesat. Seiring waktu, ia membeli sejumlah properti dan mengubahnya menjadi pusat bisnis prostitusi yang menghasilkan keuntungan besar.
Meskipun buta huruf, Priscilla berhasil mengumpulkan kekayaan yang luar biasa. Saat meninggal pada tahun 1895, kekayaannya setara dengan jutaan dolar saat ini. Sayangnya, media lebih menyoroti kehidupan pribadinya daripada pencapaiannya sebagai pebisnis. Namun, sejarah membuktikan bahwa ia adalah pelopor yang menantang batasan sosial, membuka jalan bagi perempuan kulit hitam untuk mencapai kemandirian ekonomi, serta melawan stereotip rasial yang ada pada masanya.