6 Eksperimen Sains Ini Pernah Menggegerkan Dunia
Salah satu eksperimen yang paling kontroversial dalam sejarah sains adalah Studi Tuskegee yang dimulai pada tahun 1932 di Amerika Serikat. Dalam penelitian ini, sekitar 400 pria Afrika-Amerika dengan sifilis tidak diberi pengobatan meskipun ada antibiotik yang dapat menyembuhkan mereka, hanya untuk mengamati perkembangan penyakit tersebut. Eksperimen ini baru terungkap pada tahun 1972 dan menimbulkan kecaman luas karena melanggar prinsip dasar etika medis dan hak asasi manusia. Kasus ini memicu perubahan besar dalam regulasi etika penelitian medis di seluruh dunia.
Pada awal 1960-an, psikolog Stanley Milgram melakukan eksperimen yang menguji seberapa jauh orang mau mengikuti perintah otoritas, bahkan jika itu berarti menyakiti orang lain. Dalam percobaan ini, peserta diminta untuk memberikan kejutan listrik kepada orang lain, yang sebenarnya adalah rekayasa. Hasilnya mengejutkan banyak orang: sebagian besar peserta melanjutkan memberikan kejutan meski mereka tahu itu menyakitkan. Eksperimen ini menimbulkan perdebatan besar mengenai batas-batas etika dalam eksperimen psikologi dan pengaruh otoritas terhadap perilaku manusia.
Pada tahun 1971, psikolog Philip Zimbardo mengadakan percobaan yang bertujuan untuk mempelajari dinamika kekuasaan dan otoritas dalam lingkungan penjara. Dalam eksperimen ini, mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok: satu sebagai “penjaga” dan yang lainnya sebagai “narapidana”. Hasilnya sangat mengejutkan—penjaga menjadi sangat kejam, sementara narapidana mengalami depresi dan kecemasan. Percobaan tersebut dihentikan hanya setelah enam hari, meskipun seharusnya berjalan selama dua minggu. Eksperimen ini mengungkap potensi penyalahgunaan kekuasaan dalam situasi tertentu.
Pada abad ke-19, ilmuwan Gregor Mendel melakukan eksperimen pada tanaman kacang polong untuk memahami bagaimana sifat-sifat diwariskan dari generasi ke generasi. Temuan Mendel membentuk dasar bagi teori genetika modern. Meskipun eksperimen ini tidak segera diakui pentingnya, hasilnya akhirnya menjadi revolusioner dalam memahami cara pewarisan genetik yang mengarah pada pengembangan ilmu biologi dan genetika. Penemuan Mendel membuka pintu bagi berbagai kemajuan dalam bidang medis dan pertanian.
Eksperimen double-slit, yang pertama kali dilakukan oleh Thomas Young pada tahun 1801, menunjukkan bahwa cahaya dan partikel dapat berperilaku sebagai gelombang dan partikel sekaligus. Namun, eksperimen ini terus mengejutkan ilmuwan modern, karena menunjukkan sifat misterius dari partikel subatom. Seiring berjalannya waktu, eksperimen ini membantu membentuk teori mekanika kuantum yang menantang pandangan tradisional kita tentang realitas dan fisika. Ini membuka jalan untuk perkembangan teknologi canggih seperti komputasi kuantum.
Pada 1950-an, psikolog Harry Harlow melakukan eksperimen pada monyet rhesus untuk mempelajari ikatan emosional antara induk dan anak. Dalam percobaan ini, monyet diberi pilihan antara dua induk buatan—satu terbuat dari kawat dan satu lagi dari kain lembut. Monyet lebih memilih induk berbahan kain, menunjukkan pentingnya kenyamanan emosional bagi perkembangan sosial mereka. Eksperimen ini mengungkapkan sisi penting dalam perkembangan psikologis manusia dan hewan yang berfokus pada kasih sayang dan kebutuhan emosional, bukan sekadar pemberian makan dan perawatan fisik.
Eksperimen-eksperimen di atas mengubah pandangan kita tentang etika, perilaku manusia, dan alam semesta. Meskipun beberapa eksperimen ini kontroversial dan berpotensi merugikan subjeknya, mereka mendorong pemahaman kita yang lebih dalam tentang dunia fisik dan sosial. Keterbukaan dan transparansi dalam eksperimen ilmiah kini menjadi lebih penting, untuk memastikan bahwa pengetahuan yang diperoleh tidak mengabaikan hak-hak dasar manusia.