https://aaapotassiumiodide.com

Aristoteles: Filsuf Yunani yang Mewariskan Cara Berpikir Dunia Modern

Pengaruh pemikiran Aristoteles, filsuf Yunani Kuno, begitu besar hingga membentuk dunia yang kita kenal saat ini. Dari sains, politik, sastra, hingga logika, gagasannya tetap relevan dan menjadi dasar dalam berbagai bidang kehidupan.

Dalam bidang sains, Aristoteles mempelajari kehidupan laut dan merintis dasar ilmu biologi. Di bidang politik, ia mempelajari dan membandingkan berbagai sistem pemerintahan, menjadi pionir dalam ilmu politik. Melalui karyanya Poetics, ia menganalisis drama Yunani dan memperkenalkan struktur naratif—awal, tengah, dan akhir—yang masih digunakan dalam sastra dan sinema modern. Sementara dalam logika, konsep bahwa setiap pernyataan hanya bisa benar atau salah, yang dikenal sebagai Law of the Excluded Middle (LEM), menjadi fondasi bagi filsafat hingga kode biner komputer saat ini.

John Sellars, profesor filsafat di Royal Holloway, University of London, menegaskan bahwa pengaruh Aristoteles tak tertandingi. Dalam artikelnya di majalah Antigone, ia menyatakan, “Aristoteles bukan hanya filsuf terbesar sepanjang masa, tetapi juga manusia paling penting yang pernah hidup.” Klaim ini ia bahas lebih lanjut dalam bukunya Aristotle: Understanding the World’s Greatest Philosopher, yang bertujuan memandu pembaca memahami pemikiran Aristoteles dengan pendekatan yang sabar dan mendalam.

Perjalanan Hidup Sang Filsuf
Sebagai bagian dari “triumvirat emas” filsafat klasik bersama Socrates dan Plato, Aristoteles lahir di Yunani utara dan pindah ke Athena pada usia 18 tahun untuk belajar di Akademi yang didirikan Plato. Selama 20 tahun, ia menjadi murid sekaligus pengajar di sana. Meski menghormati gurunya, Aristoteles mengembangkan pemikiran yang berbeda. Setelah Plato wafat, ia meninggalkan Athena dan mempelajari alam di Kepulauan Lesbos.

Ketika namanya semakin dikenal, Raja Philip dari Makedonia memintanya menjadi guru bagi putra mahkotanya, Alexander, yang kelak dikenal sebagai Alexander Agung. Saat Alexander memulai penaklukan besar-besaran, Aristoteles kembali ke Athena dan mendirikan sekolahnya sendiri, Lyceum. Di sana, ia menghabiskan sisa hidupnya untuk mengajar, menulis, dan meneliti hingga wafat pada usia 62 tahun. Meski hanya sebagian kecil dari karyanya yang bertahan, jumlahnya mencapai hampir satu juta kata—sebuah warisan intelektual yang luar biasa.

Pionir Metode Ilmiah dan Politik Modern
Aristoteles dikenal sebagai ilmuwan pertama yang mempelajari alam secara sistematis, jauh sebelum ditemukan mikroskop dan ilmu genetika. Meski beberapa kesimpulannya kemudian terbukti keliru, metode observasi dan pembuktiannya menjadi fondasi sains modern. Dalam politik, ia menggunakan pendekatan serupa dengan membandingkan konstitusi dari berbagai kota-negara untuk memahami faktor-faktor yang menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu masyarakat. Pendekatan berbasis bukti ini menjadi dasar dalam studi ilmu politik hingga saat ini.

Bapak Logika dan Etika
Kontribusi Aristoteles dalam logika menjadi salah satu yang paling bertahan lama. Konsep bahwa setiap pernyataan harus benar atau salah, yang disebut Law of the Excluded Middle (LEM), menjadi prinsip dasar logika modern dan teknologi komputer. Dalam bidang etika, melalui bukunya Nicomachean Ethics, ia mengajarkan bahwa hidup yang baik adalah keseimbangan antara rasionalitas, hubungan sosial, dan keingintahuan intelektual. Menurutnya, manusia akan mencapai kebahagiaan ketika mampu mengendalikan diri, terhubung dengan komunitas, dan terus belajar.

Pengaruh yang Tak Terlihat, Namun Selalu Ada
Sellars berpendapat bahwa pengaruh Aristoteles begitu melekat dalam cara berpikir manusia modern hingga sering kali tidak disadari. “Konsepnya ada di mana-mana, tetapi kita tidak menyadarinya,” ujarnya. Lantas, benarkah Aristoteles adalah manusia paling penting dalam sejarah? Bagi Sellars, jawabannya adalah iya. Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan para pembaca: Apakah Aristoteles hanya seorang pemikir hebat, atau memang sosok paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *