https://aaapotassiumiodide.com

Fenomena Pergerakan Tanah di Sukabumi: Penyebab dan Penjelasan Ahli

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, hujan deras menjadi salah satu penyebab utama pergerakan tanah di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Dalam 10 hari terakhir, wilayah Jawa Barat juga mengalami sejumlah gempa kecil yang meskipun tidak terasa oleh masyarakat, memiliki dampak signifikan terhadap kestabilan tanah.

“Gempa dengan magnitudo lemah dapat mengguncang tebing. Ketika hujan lebat terjadi, risiko longsor akan semakin meningkat,” jelas Dwikorita pada Sabtu (7/12).

Setelah longsor terjadi, material yang terbawa sering kali menutup aliran sungai di lembah, menciptakan bendungan alami. Namun, jika hujan lebat terus mengguyur, bendungan tersebut dapat jebol, memicu banjir bandang yang berbahaya.

“Potensi longsor dan banjir bandang masih tinggi selama musim hujan, terutama di Desember untuk wilayah selatan dan Januari untuk wilayah utara Jawa Barat. Warga harus tetap waspada,” tambahnya.

Pandangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga menyoroti kondisi geologis Sukabumi yang rentan terhadap gerakan tanah. Kepala Badan Geologi, M. Wafid, menyebut bahwa sebagian besar wilayah Sukabumi berada dalam zona rawan pergerakan tanah dengan tingkat kerentanan menengah hingga tinggi.

“Daerah ini berisiko mengalami gerakan tanah, terutama di kawasan yang berbatasan dengan lembah, gawir, atau tebing jalan. Curah hujan tinggi bisa mengaktifkan kembali gerakan tanah lama atau memicu yang baru,” ungkap Wafid.

Faktor Geologis yang Memengaruhi Pergerakan Tanah

Gerakan tanah di Sukabumi dipengaruhi oleh beberapa faktor geologis, seperti:

  1. Kemiringan Lereng: Lereng yang curam membuat tanah lebih mudah tergelincir saat terkena hujan.
  2. Jenis Batuan: Kehadiran batu lempung, napal, dan batu lanau memengaruhi tipe pergerakan tanah.
    • Gerakan lambat (creep): Disebabkan oleh batuan lempung yang plastis di bagian bawah.
    • Gerakan cepat: Dipengaruhi oleh material pelapukan gunung api yang bersifat poros dan mudah menyerap air.

“Material penyusun lereng di Sukabumi sangat mudah menyerap air di lapisan atas, sementara lapisan bawahnya bersifat plastis sehingga menjadi bidang gelincir,” tambah Wafid.

Risiko dan Antisipasi

Dengan puncak musim hujan yang berlangsung hingga Januari, wilayah Sukabumi tetap menghadapi risiko tinggi terhadap longsor dan banjir bandang. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di kawasan rawan seperti lembah sungai, tebing jalan, dan lereng curam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *