Mengungkap Sejarah 350 Tahun Penjajahan Belanda Di Indonesia

Pada 22 Desember 2024, kajian terbaru tentang sejarah penjajahan Belanda di Indonesia kembali mengemuka setelah peneliti sejarah, G.J. Resink, mengeluarkan pandangannya yang kontroversial terkait mitos 350 tahun penjajahan Belanda. Dalam kajian yang dipublikasikan oleh sejumlah jurnal sejarah terkemuka, Resink menyatakan bahwa anggapan bahwa Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun adalah sebuah simplifikasi sejarah yang tidak sepenuhnya akurat. Menurutnya, periode penjajahan Belanda tidak berlangsung secara terus-menerus selama 350 tahun, melainkan melalui fase-fase yang berbeda dan dengan tingkat pengaruh yang bervariasi di setiap wilayah Indonesia.

Resink menegaskan bahwa periode penjajahan Belanda seharusnya dilihat dalam konteks yang lebih kompleks, bukan hanya sebagai rentang waktu yang dimulai pada abad ke-17 dengan kedatangan VOC di Indonesia. Ia berpendapat bahwa pada awalnya, Belanda hanya memiliki pengaruh terbatas di kawasan pesisir, sementara banyak wilayah di Indonesia tetap mandiri atau berada di bawah kekuasaan kerajaan lokal. Baru pada akhir abad ke-18 hingga abad ke-19, Belanda mulai menguasai lebih banyak wilayah Indonesia melalui ekspansi militer dan politik yang lebih sistematis, terutama setelah berakhirnya Perang Diponegoro (1825-1830). Dengan demikian, klaim 350 tahun penjajahan perlu dikaji lebih dalam untuk memahami dinamika kekuasaan yang sebenarnya.

Kajian Resink juga menyarankan pentingnya pendekatan yang lebih kritis dalam menilai sejarah penjajahan Belanda di Indonesia. Banyak yang selama ini menerima angka 350 tahun sebagai fakta sejarah tanpa mempertanyakan realitas kekuasaan Belanda yang bervariasi di setiap periode. Menurut Resink, meskipun Belanda memiliki kontrol politik yang dominan di Indonesia pada masa tertentu, pada periode lainnya, terutama pada abad ke-19, kekuasaan mereka sering kali terancam oleh perlawanan lokal dan juga dinamika internasional. Oleh karena itu, penting untuk melihat sejarah penjajahan Belanda dalam kerangka yang lebih dinamis dan tidak terpaku pada satu narasi tunggal.

Kajian ini tidak hanya relevan untuk memahami masa lalu Indonesia, tetapi juga untuk menyadarkan generasi saat ini tentang bagaimana sejarah dikonstruksi dan dipahami. Resink berharap bahwa dengan mengkritisi mitos 350 tahun penjajahan, masyarakat Indonesia dapat memiliki pemahaman yang lebih mendalam dan lebih objektif tentang peran Belanda dalam sejarah Indonesia, serta bagaimana perlawanan dan perjuangan bangsa Indonesia sejak masa penjajahan sampai kemerdekaan dapat lebih dihargai dalam konteks yang lebih luas. Mitos 350 tahun, menurutnya, sering kali mengaburkan kenyataan kompleks tentang perlawanan rakyat Indonesia yang berlangsung dalam berbagai bentuk, dari pertempuran hingga diplomasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *