Perjalanan Perubahan Shalat 50 Waktu Menjadi 5 Waktu dalam Peristiwa Isra Mi’raj, Dimulai dari Protes Nabi Musa

Isra Mi’raj berasal dari dua kata, yaitu Isra dan Miraj. Kata Isra dalam bahasa Arab berarti perjalanan malam, sementara dalam istilah Islam, Isra merujuk pada perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina pada suatu malam. Sementara itu, Miraj berarti naik atau menuju ke atas. Dalam istilah agama Islam, Mi’raj mengacu pada perjalanan Nabi Muhammad SAW yang naik dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha (di hadapan Allah SWT). Isra’ Mi’raj merupakan bentuk penghargaan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Lalu, bagaimana kisah perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW? Berikut adalah penjelasannya.

Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada malam ke-27 Rajab pada tahun kesepuluh masa kenabian. Pada saat Rasulullah tidur, Malaikat Jibril datang membawa Buraq, hewan yang dapat bergerak secepat kilat. Jibril kemudian menaikkan Nabi Muhammad SAW ke atas Buraq dan membawanya naik ke langit untuk melihat kebesaran Allah SWT. Umat Muslim diwajibkan untuk meyakini peristiwa Isra Mi’raj yang tercatat dalam Al-Quran, Surat Al-Isra ayat 1, di mana Allah SWT berfirman:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Latin: Subḥaanalladii asraa bi’abdihii lailam minal-masjidil-ḥaraami ilal masjidil aqshalladzii baaraknaa haulahuu linuriyahuu min aayaatinaa, innahuu huwas samii’ul bashiiir

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-Isra:1)

Menurut para ulama hadits, Nabi Muhammad SAW menjalani Isra-nya dalam keadaan terjaga, bukan dalam tidur (mimpi), dari Mekkah ke Baitul Maqdis dengan menunggang Buraq.

Berdasarkan buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) untuk Madrasah Aliyah kelas X terbitan Kemenag, perjalanan Isra Nabi Muhammad SAW bersama Malaikat Jibril menuju Masjidil Aqsha dimulai dengan berhenti di lima tempat.

Setelah menjadi imam shalat di Masjid Al-Aqsa, Rasulullah SAW bersama Malaikat Jibril melanjutkan perjalanan ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT. Setelah melewati tujuh lapisan langit, Rasulullah SAW kemudian menuju Baitul Makmur, tempat di mana para malaikat melaksanakan thawaf.

Sejarah Shalat 50 Waktu Menjadi 5 Waktu

Dalam kajiannya tentang Isra Mi’raj, ulama kharismatik NU, KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha), menjelaskan bahwa dalam kitab Fathul Barri karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, disebutkan bahwa Nabi Musa AS merasa keberatan ketika mengetahui Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk melaksanakan shalat 50 kali sehari.

“Nabi Musa berkata, ‘Umatku (Bani Israil) yang kuat saja tidak mampu, apalagi umatmu, Muhammad,'” ujarnya.

Kemudian, Nabi Muhammad SAW kembali menghadap Allah SWT untuk memohon keringanan, dan permohonannya dikabulkan sehingga jumlah rakaat shalat berkurang menjadi 45 kali. Nabi Musa kemudian meminta Nabi Muhammad SAW untuk kembali memohon kepada Allah agar dikurangi lagi, hingga akhirnya shalat diwajibkan sebanyak 5 waktu. Gus Baha menambahkan, “Ini adalah kebaikan Nabi Musa, yang akhirnya perintah shalat 50 waktu menjadi 5 waktu.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *