7 Kebiasaan Digital yang Tanpa Disadari Mengancam Kesehatan Mentalmu
Di zaman yang penuh dengan perangkat digital ini, hampir tidak mungkin untuk benar-benar lepas dari godaan layar kecil yang membuat kita terus terhubung, mendapat informasi, dan sering kali teralihkan perhatian. Meskipun tampaknya kebiasaan digital ini tidak berbahaya, jika tidak dikendalikan, beberapa di antaranya bisa berbahaya bagi kesehatan mental kita secara perlahan. Psikologi modern telah mengidentifikasi beberapa kebiasaan yang tidak kita sadari dapat merusak kesehatan mental. Berikut adalah tujuh kebiasaan digital yang patut diwaspadai.
Apakah kamu sering memeriksa ponsel tanpa alasan yang jelas? Kebiasaan ini mungkin terdengar biasa, tetapi sebenarnya merupakan bentuk kecanduan yang lebih umum dari yang kita sadari. Keinginan untuk selalu “terhubung” dapat membuatmu merasa lebih terasing, kesepian, dan cemas. Setiap kali mengecek ponsel, kamu memberi sinyal pada otak bahwa saat ini tidak cukup memuaskan, padahal kenyataannya kamu mungkin sedang menikmati momen yang seharusnya dinikmati.
Memulai hari dengan mengecek ponsel atau menghabiskan waktu sebelum tidur dengan scrolling bisa berbahaya. Menghentikan kebiasaan ini bisa membuatmu memulai hari dengan pola pikir yang lebih fokus, bukan terpicu oleh berita atau notifikasi yang mungkin memicu stres. Selain itu, layar ponsel juga mengeluarkan cahaya biru yang dapat mengganggu kualitas tidurmu.
Doomscrolling adalah kebiasaan menelusuri berita negatif atau konten yang membuatmu merasa cemas tanpa sadar. Semakin banyak informasi buruk yang kamu lihat, semakin besar kecemasan yang muncul. Ini bisa sangat adiktif karena otak kita lebih tertarik pada informasi negatif, membuatnya lebih sulit untuk keluar dari lingkaran tersebut
Merasa keren bisa mengerjakan beberapa hal sekaligus? Sayangnya, otak manusia tidak dapat benar-benar multitasking. Sebaliknya, otak berpindah-pindah tugas dengan cepat, yang menyebabkan fokusmu terpecah. Hasilnya, kualitas pekerjaan menurun, dan kamu merasa lebih lelah serta tertekan.
Setiap notifikasi yang muncul memecah konsentrasi. Setiap kali ponselmu berbunyi, otak butuh waktu untuk kembali fokus. Penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan sekitar 23 menit untuk mendapatkan konsentrasi penuh setelah gangguan. Jika kamu merasa kesulitan untuk fokus, itu mungkin karena kebiasaan mengecek notifikasi yang tidak terkendali.
Menyaksikan postingan yang menurutmu salah sering kali memicu dorongan untuk membalas, tetapi debat online jarang berakhir dengan kesepakatan. Justru, pertengkaran ini sering kali semakin memanas dan menyebabkan frustrasi serta stres. Kebebasan berpendapat di dunia maya bisa merusak kesehatan mental jika terus-menerus terjebak dalam perdebatan yang tak produktif.
Pernahkah kamu merasa kecewa ketika postinganmu tidak mendapat banyak like atau merasa senang ketika komentar positif muncul? Media sosial telah mengajari kita untuk mengaitkan harga diri dengan validasi dari luar, seperti jumlah like dan komentar. Masalahnya, ini bukan indikator sejati dari nilai dirimu. Jika kamu terus mencari validasi eksternal, kamu bisa kehilangan jati diri dan bahkan merusak kesehatan mental.
Kebiasaan digital ini mungkin tidak langsung terlihat dampaknya, tetapi jika dibiarkan, mereka bisa menggerogoti kesehatan mental sedikit demi sedikit. Kebiasaan mana yang paling sering kamu lakukan?