https://aaapotassiumiodide.com

Pompeii Terkuak: Jejak Kehidupan, Tragedi, dan Kejutan dari Masa Lalu

Ketika para arkeolog menggali kota Pompeii yang terkubur akibat letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi, mereka menemukan berbagai peninggalan luar biasa yang mengungkapkan kehidupan Romawi kuno yang telah lama hilang. Sepertiga dari kota ini masih terkubur dalam abu dan puing-puing, menanti untuk dieksplorasi oleh generasi mendatang. Menurut Alessandro Russo, salah satu arkeolog yang memimpin penggalian, pelestarian temuan menjadi tantangan besar, dan di masa depan, metode yang lebih canggih mungkin dapat digunakan untuk memahami lebih dalam situs ini. Penggalian terbaru dilakukan di kawasan yang terakhir kali diteliti pada abad ke-19, terutama di sekitar Via di Nola, salah satu jalan utama di Pompeii. Di area ini, para peneliti mengungkap sisa bangunan binatu yang sebelumnya hanya diketahui keberadaannya tanpa eksplorasi lebih lanjut. Lapisan abu dan batuan lapili yang menutupi kota selama dua hari bencana itu kini perlahan disingkirkan, membuka kembali sejarah yang terkubur selama berabad-abad.

Dalam eksplorasi ini, ditemukan sebuah atrium dengan lubang di atap tempat patung kepala singa mengarahkan air hujan ke air mancur di dekat patung lainnya. Beberapa genteng yang tersusun rapi menunjukkan bahwa bangunan ini sedang mengalami perbaikan sebelum bencana melanda. Bangunan ini bukanlah vila mewah seperti yang ditemukan di bagian lain Pompeii, melainkan lebih berfungsi sebagai pusat perdagangan. Sebuah oven besar yang mampu memanggang 100 roti sehari menunjukkan bahwa tempat ini mungkin digunakan untuk mendistribusikan roti ke seluruh kota. Lukisan dinding yang menggambarkan roti pipih dengan buah delima, kurma, dan kacang-kacangan sempat menjadi perbincangan dunia karena disalahartikan sebagai pizza, meskipun bahan seperti tomat dan mozzarella belum tersedia di Italia pada masa itu. Untuk melindungi lukisan dan struktur lainnya, langkah konservasi dilakukan, termasuk pemasangan penutup dan perawatan khusus agar situs ini tetap terjaga dari kerusakan akibat cuaca dan rembesan cairan.

Namun, di balik keindahan peninggalan ini, Pompeii tetap merupakan situs tragedi manusia. Lebih dari 1.000 kerangka telah ditemukan, dengan perkiraan jumlah korban mencapai 1.500 jiwa. Penggalian terbaru mengungkap sisa-sisa dua perempuan dan seorang anak yang tewas saat mencoba berlindung di bawah tangga, hanya untuk tertimpa reruntuhan akibat beratnya abu dan batu vulkanik. Di bagian lain atrium, ditemukan sisa tempat tidur yang hangus, kemungkinan akibat kebakaran yang terjadi setelah letusan. Potongan kain dan isi kasur yang menghitam menjadi saksi bisu momen terakhir para penghuni kota ini. Para arkeolog berspekulasi bahwa kepanikan menyebabkan sebuah lampu minyak terjatuh, memicu api yang menghanguskan bagian dalam bangunan.

Lebih jauh ke belakang area penggalian, ditemukan tiga ruangan yang tersembunyi di balik tembok. Salah satu ruangan menampilkan lukisan dinding yang menggambarkan Achilles dalam penyamaran sebagai perempuan untuk menghindari Perang Troya. Di ruangan lain, sebuah kuil kecil ditemukan, dihiasi relief ular kuning dengan latar belakang buah anggur merah. Ular dalam kepercayaan Romawi dianggap sebagai penghubung antara manusia dan dewa, dan di dalam dapur yang berdekatan, kemungkinan besar dilakukan ritual persembahan berupa makanan. Dengan semakin banyaknya struktur yang terungkap, pihak pengelola taman arkeologi berencana membangun jalan setapak agar wisatawan dapat melihat temuan terbaru ini dari ketinggian. Bagi arkeolog seperti Gabriel Zuchtriegel, penggalian Pompeii bukan sekadar mencari sesuatu yang spesifik, melainkan menemukan hal-hal yang tidak terduga. Setiap lapisan abu yang disingkap menghadirkan kejutan baru yang membawa kita semakin dekat ke masa lalu yang terkubur, menyingkap jejak kehidupan dan tragedi yang abadi dalam sejarah manusia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *